Rabu, 17 Oktober 2012

cerita

Cerita...
Datang untuk melakukan sebuah tugas kenegaraan yang ditempatkan pada suatu tempat terpencil. Pertemuan itu membuka awal dari sebuah cerita. Status yang berbeda membuat seglanya jadi rumit, namun perjalanan itu terus dilalui, dipertahankan, dan di nikmati.
Aku bukan orang yang tangguh. Pintar itu relatif, tapi mungkin sebuah kewajiban, dan menurutku adalah sebuah kesenangan hidup. hari-hari kerjaku kulalui, berminggu-minggu, bulan, dan akhirnya sekarang sudah beranjak 1 tahunan lebih aku bergelut disana.
Suatu waktu ketika aku masih beberapa bulan disana, lingkungan sekitarku memang baik, peduli, dan unik. dan pada akhirnya aku pun kenal dengan seseorang yang menurut pandanganku mirip dengan sosok aktris dalam sebuah drama perfilman. Aku orang yang begitu terbuka, hingga pada kenyataannya aku pun dekat dengan para tokoh-tokoh masyarakat dilingkungan ku. Tidak munafik, aku pun seorang yang senang bergaul dengan siapapun.
Saat itu aku sedang kagum pada orang yang mirip dengan sosok aktris tersebut, hingga aku pun rela mencari-cari alasan untuk dapat bertemu dengan orang tersebut. Diapun respect terhadap kelakuanku yang mana aku lihat hanya dari sisi sudut saja. Dibalik itu akupun dekat dengan seseorang yang mana diapun adalah teman dari orang yang aku kagumi itu.
Namun tak disangka, kekaguman itu kalah terhadap sosok seseorang yang mana dia mampu untuk meluluhkan hati batu ku. Tidak begitu cantik, tidak begitu pintar, dan tidak begitu kaya. Namun sosok dia terhadap ku mampu memberikan arti sebuah kekosongan kecil, yang menurut ku sesuatu yang banyak diimpikan bagi laki-laki. Itu menurut ku..
Kelembutan, kehangatan, kemandirian, pengorbanan, kesabaran, dedikasi, patuh, seperti layaknya seorang istri yang berbakti terhadap seorang suami. Aku rasa aku dan dia hanya sebatas kenal, hanya sebatas teman waktu itu. Namun waktu itu pun aku merasa dia mampu memberikan ketulusannya terhadap aku yang menurutku tak layak untuk diberikan lagi sebuah pengorbanan dari orang lain yang itu memang bukan istri dari aku. Tak menoleh aku pun seperti tak ingin lepas pandangan ini, dari segi hidup ini, jauh dari orang yang mampu memberikan semangat dalam hidup ku.
Menurut ku orang lain pun seperti itu, bila jiwa sudah ditemani oleh orang yang mampu mengerti, mampu memberi hidup, mampu manghargai hidup, takkan pernah rela kita untuk ditinggalkan atau lebih bodohnya kita yang meninggalkan.


Bersambung.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar